Pada hari Kamis, pasangan mata uang GBP/USD diperdagangkan dengan relatif tenang, tetapi seperti EUR/USD, telah mengalami kenaikan selama dua minggu. Sekilas, mungkin ada yang bertanya-tanya apa alasan para trader atas perilaku semacam itu. Tampaknya, tidak ada. Dalam artikel EUR/USD, kami mencantumkan beberapa alasan di balik penurunan terbaru dolar, tetapi mungkin ada banyak lagi. Ambil contoh, isu pasar utama mengenai tarif perdagangan Donald Trump. Awalnya, kami melihat penerapan semua tarif yang mungkin, diikuti dengan sedikit penurunan tarif. Pada dasarnya, Trump menyebabkan kerusakan terlebih dahulu, kemudian menawarkan diskon kecil. Semakin banyak ahli yang mengatakan bahwa negosiasi dengan AS seperti bernegosiasi di bawah todongan senjata, dan mereka benar.
Sejak awal, kami telah mengatakan bahwa negosiasi dan ultimatum dengan ancaman adalah hal yang berbeda. Gedung Putih mungkin membahas pembicaraan dan rusaknya arsitektur perdagangan global yang perlu direformasi, tetapi dalam praktiknya, AS menggunakan pengaruh pasar domestiknya yang besar untuk mengeluarkan ultimatum: bayar lebih atau hadapi tarif dan sanksi. Washington mengancam negara lain, tetapi konsumen Amerika akhirnya membayar tarif tersebut karena harga banyak barang yang sudah naik.
Namun, retorika sudah cukup. Mari kita kembali ke topik negosiasi. Dua minggu lalu, pasar dilanda gelombang optimisme. Diskusi awal diadakan di Jenewa untuk membahas negosiasi AS-Tiongkok mendatang, yang mengarah pada pengurangan tarif sebesar 115%. Banyak yang berasumsi bahwa kesepakatan perdagangan hanya tinggal beberapa minggu lagi karena sebagian besar tarif sudah diturunkan. Namun, dalam praktiknya, Washington dan Beijing hanya mengambil langkah yang diperlukan. Jika tarif tetap di atas 100%, perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut akan sepenuhnya terhenti atau sangat dibatasi.
Siapa yang diuntungkan dari ini? Tentu, beberapa perusahaan dapat menemukan pasar alternatif atau menggunakan negara pihak ketiga untuk ekspor ke AS, tetapi ini hanya solusi sementara. Beijing dan Washington sepakat atas tarif yang pada akhirnya hanya menaikkan harga bagi konsumen, dan pada dasarnya, di situlah negosiasi berakhir. Tiongkok masih menolak untuk tunduk pada tekanan Trump, dan Trump tidak berniat menawarkan konsesi atau bahkan tampak benar-benar tertarik pada pembicaraan.
Hal serupa berlaku untuk pembicaraan AS–UE, yang pada dasarnya tidak ada. Dari waktu ke waktu, media melaporkan berita terbaru yang tersebar. Berita tersebut menunjukkan terjadinya beberapa konsultasi antara Washington dan Brussels, mungkin melalui panggilan telepon. Namun, itu bukan negosiasi yang nyata. Terkait negara lain, situasinya tetap sangat tenang. Hanya Inggris yang telah menandatangani kesepakatan. Negara lain yang berjumlah 74 kemungkinan masih dalam konsultasi informal. Secara global, perang dagang telah berhenti meningkat setiap minggu, tetapi belum memasuki fase de-eskalasi yang jelas. Faktanya, de-eskalasi lengkap tidak mungkin terjadi karena Trump menginginkan persyaratan yang lebih baik untuk AS, yang akan meningkatkan pendapatan federal. Setiap kesepakatan yang dibuat hanya akan berada di bawah persyaratan tersebut.
Rata-rata volatilitas GBP/USD selama lima hari perdagangan terakhir sebesar 83 pip, yang dianggap moderat untuk pasangan ini. Pada hari Jumat, 23 Mei, kami memperkirakan pasangan ini akan diperdagangkan di kisaran 1,3342–1,3508. Channel regresi jangka panjang mengarah ke atas, menunjukkan tren bullish yang jelas. Belum lama ini, indikator CCI belum memasuki zona ekstrem.
Level Support Terdekat:
S1 – 1,3306
S2 – 1,3184
S3 – 1,3062
Level Resistance Terdekat:
R1 – 1,3428
R2 – 1,3550
R3 – 1,3672
Rekomendasi Trading:
Pasangan GBP/USD mempertahankan tren bullish dan terus naik, mengabaikan semua faktor fundamental. Jika de-eskalasi konflik perdagangan berlanjut, dan tampaknya itulah yang akan terjadi, dolar mungkin mulai menguat. Namun, pasar tampaknya didorong oleh ketidaksukaan yang mendalam terhadap dolar. Kami yakin bahwa meskipun perang dagang mereda, posisi long secara teknikal dipertanyakan, tetapi pasar menolak untuk mempertimbangkan posisi short. Oleh karena itu, posisi long tetap memungkinkan dengan target di 1,3508 dan 1,3550. Jika harga berkonsolidasi di bawah garis moving average, posisi short dapat dipertimbangkan dengan target di 1,3184.
Penjelasan Ilustrasi:
Channel Regresi Linear membantu menentukan tren saat ini. Jika kedua channel sejajar, artinya tren kuat.
Garis Moving Average (pengaturan: 20,0, diperhalus) mendefinisikan tren jangka pendek dan memandu arah trading.
Level Murray berfungsi sebagai level target untuk pergerakan dan koreksi.
Tingkat Volatilitas (garis merah) menunjukkan rentang harga yang mungkin ditempati pasangan ini selama 24 jam ke depan berdasarkan volatilitas saat ini.
Indikator CCI: Jika memasuki wilayah oversold (di bawah -250) atau overbought (di atas +250), artinya tren akan segera berbalik ke arah yang berlawanan.
